| |
Selasa, 11 Jul. 2006, 18:59 WIB
|
Jakarta, 11/7/2006 (Kominfo-Newsroom) – Untuk mengatasi masalah dalam pengolahan karet remah, Balai Penelitian Sembawa, Pusat Penelitian Karet, Palembang telah melakukan penelitian penggunaan asap cair sebagai penghilang/penetral/pengurang bau dan bahan pembeku lateks (getah karet).
|
Staf Peneliti Pusat Penelitian Karet, Balai Penelitian Sembawa, Ir. M. Solichin, MS, mengatakan hal tersebut dalam presentasinya mengenai Terobosan dan Penemuan dalam Industri Karet Alam yang Ramah Lingkungan menggunakan Asap Cair, di Jakarta, Selasa (11/6).
Menurut Solichin, penelitian didanai anggaran rutin, APBN, kerjasama dengan pihak swasta, dan tahun 2005-2006 dibiayai oleh Riset Unggulan Kemitraan (RUK) dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi untuk pengembangan industrinya.
Dia mengatakan, salah satu kegiatan RUK yang saat ini memasuki tahap komersial dan hasilnya telah diaplikasikan dalam industri serta memiliki nilai tambah keilmuwan, ekonomi serta sosial adalah penelitian “Optimasi Produksi Asap Cair yang Ramah Lingkungan sebagai Koagulan Lateks, Penanganan Limbah Bau dan Cair dalam Pengolahan Karet Remah dan Sit Asap”.
Dikatakan, sisi keilmuwan diperoleh melalui inovasi yang dihasilkan dimana penelitian ini beserta hasilnya belum pernah dilakukan dan diterapkan secara komersial oleh negara penghasil karet alam di seluruh dunia.
Dari segi ekonomis, hasil penelitian telah mampu meningkatkan efisiensi penggunaan input dalam produksi. Dari segi sosial, dengan dihasilkannya produk asap cair tercipta peningkatan kualitas mutu lingkungan karena produk ini mampu menghilangkan limbah bau dari pabrik karet.
Kegiatan tersebut dilaksanakan sejak 2005 oleh Pusat Penelitian Karet, Balai Penelitian Sembawa, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia yang bermitra dengan PT. Global Deorub Industry. PT. Global Deorub Industry adalah anak Perusahaan PT. Baja Baru yang bergerak di bidang pengolahan karet.
Menurut Direktur Utama PT. Global Deorub Industry, N. Tedjaputra, perusahaannya dibentuk untuk menjawab kebutuhan PT. Baja Baru sebagai holding company untuk bisa memecahkan masalah lingkungan atas limbah bau dari pabrik karet.
Solichin, mengatakan, hasil pelaksanaan RUK tahun 2005 adalah proses optimum pirolisis pada suhu proses 3980C, selama 628 menit dengan kadar air cangkang sawit 17,12% dan setelah 8 jam dari 200 kg cangkang sawit akan dihasilkan 810 liter asap cair, 90 kg tar dan 850 kg arang dengan kadar fenol maksimum 14,5 %.
Selain itu, juga diperoleh formula asap cair yang dapat digunakan oleh petani sebagai bahan pembeku yang efektif dan dapat mencegah bau. Formula tersebut diberi nama Deorub K dan telah dipakai sebagai pembeku lateks petani dalam program karet bersih dan ramah lingkungan oleh Gubernur Sumsel.
Sementara itu, terobosan dengan asap cair “Deorub” dalam industri karet antara lain untuk industri karet remah: waktu pengeringan awal lebih cepat dan tidak muncul bau sejak dari kebun sampai ke pabrik karet remah, bahkan sampai di pabrik ban.
Untuk industri karet sit asap/RSS waktu pengolahan jauh lebih cepat dari 6 hari (secara konvensional) menjadi 2 hari (dengan Deorub) dan tidak ada pembakaran kayu karet lagi untuk pengawetan dan pengeringan sit.
Diharapkan, di masa yang akan datang, asap cair “Deorub” dapat menjadi lokomotif bagi industri lainnya karena potensi yang dimiliki untuk dikembangkan menjadi produk-produk lain sangat luas, seperti pengawet pangan, alternatif pengganti BBM, pupuk organik alami, pestisida dan herbisida alami, deodorizer (parfum), antiseptik, kosmetik, farmasi/obat-obatan. (GS/id).
|
|